Indonesia yang secara geografis terletak diantara 2 benua yaitu, Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim, perdagangan, dan perekonomian yang sangat strategis di wilayah Asia Tenggara. (www.e-dukasi.net)
Namun, Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang aman dan damai kini citranya tercoreng dengan adanya teror bom oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab. Berawal dari peristiwa pengeboman gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2000 hingga yang paling baru adalah peristiwa pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta pada tahun 2009. Peristiwa pengeboman yang mungkin hingga kini belum dapat dilupakan oleh bangsa kita adalah bom bali yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 korban yang mayoritas berasal dari turis asing yang dan 300 korban lainnya mengalami luka-luka. (www.indocashregister.com)
Setiap orang pasti bertanya, siapa pelaku teror yang tidak berperikemanusiaan dan tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan banyak korban, meninggal dunia atau luka-luka. Tentu, aksi ini juga menyebabkan bangsa Indonesia yang sebelumnya dinilai aman dan damai, kini buyar. Lebih dari itu, Indonesia dituduh oleh negara-negara Barat sebagai sarang teroris bahkan dicap sebagai negara teroris. (dakwatuna.com/ ; Luqman Hakim.2004)
Sebelumnya, apa pengertian terorisme ? Menurut Muhammad Mustofa, terorisme adalah tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang ditujukan kepada sasaran secara acak (tidak ada hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada kerusakan, kematian, ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massal. (Muhammad Mustofa,2002:30). Kegiatan terorisme dapat menyerang turis, staff kedutaan, personel militer, tenaga medis, atau pejabat perusahaan multinasional.
Tindakan terorisme sendiri terjadi karena adanya rasa ketidakpuasan dan ketidakpercayaan seseorang/sekelompok orang terhadap sesuatu. Ketidakpuasaan itu biasanya diimplementasikan dengan cara yang berbeda-beda, ada yang melalui protes dengan aksi unjuk rasa, ada juga yang melalui cara ekstrem seperti aksi teror yang merugikan. (Rena Yuni Ardianti (070912099))
Sedangkan teror yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh teroris atas dasar dakwah keislaman yang fanatik mendogmakan jihad sebagai “mati syahid”, bila terbunuh atau membunuh “orang kafir” yang selalu diidentikkan dengan Amerika Serikat atau sekutunya. Disebut-sebut pula bahwa jaringan teroris di Indonesia ada kaitannya dengan jaringan teroris internasional Al-Qaeda. (Luqman Hakim.2004;57). Paham yang mereka anut itu sebenarnya salah dan sangat merugikan karena semua agama tidak mengajarkan umatnya untuk berbuat jahat dan menyakiti orang lain apalagi mengajari hal-hal yang merugikan seperti aksi terorisme. Sama halnya dengan agama Islam yang selalu dikait-kaitkan dengan aksi teror, dalam agama Islam sendiri tidak pernah mengajari umatnya untuk melakukan aksi terorisme bahkan umat Islam di Indonesia sendiri mengecam adanya aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini. (www.waspada.co.id ; Clarissa Diva C. Savirra (070912103))
Mengapa teroris melakukan aksi terornya di Indonesia padahal dalang dari aksi terorisme berasal dari luar Indonesia ? Adalah Dr.Azhari, Noordin M.Top, Dulmatin yang disebut-sebut menjadi otak dalam menjalankan aksi terorisme di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan teroris melakukan aksi terorismenya di Indonesia menurut Menko Polhukam Arsyad Mbai dikarenakan kurang tegasnya hukum di Indonesia, selain itu luasnya wilayah Indonesia dan juga kurangnya pengawasan terhadap wilayah-wilayah tertentu juga merupakan salah satu faktor teroris dengan mudah masuk ke dalam wilayah territorial negara kita. (http://inilah.com/ ; http://nasional.kompas.com/)
Tetapi mengapa putra bangsa kita ada yang menjadi anggota terorisme ? Itu dikarenakan adanya sebuah doktrin kesalahpahaman dan kesalahtafsiran terhadap agama yang diberikan dari otak pelaku terorisme kepada putra bangsa kita yang tidak berdosa yang pada akhirnya mereka ikut dalam aksi terorisme yang sangat merugikan bagi negara kita sendiri. (http://www.waspada.co.id/ ; Krisna Adi Purbawa (070912102))
Indonesia adalah sebuah negara yang memerangi kejahatan baik itu yang berasal dari eksternal maupupun internal yang dapat menggangu stabilitas negara. Dan apakah benar Indonesia adalah negara teroris ? dan jawabannya adalah tidak, Indonesia bukan negara teroris namun Indonesia adalah korban dari kekejaman teroris yang tidak bertanggung jawab. Indonesia menentang segala macam aktivitas terorisme yang telah terjadi. Dan pandangan dunia luar yang menganggap Indonesia adalah sarang teroris dan juga negara teroris terlau mengada-ada, karena negara kita bukanlah negara teroris namun korban aktivitas terorisme yang sangat merugikan seperti yang dikemukakan oleh mantan menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra. (http://www.indonesia-ottawa.org/)
Disisi lain, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan mengutuk keras aksi teror yang telah terjadi, dan juga beliau sangat prihatin dengan kejadian terorisme yang terjadi di Indonesia, setelah upaya serius pemerintah membangun suasana aman dan damai. (dakwatuna.com/)
. Namun, kita patut berbangga hati karena kepolisian negara kita telah berhasil menangkap para teroris meskipun dalang dari aksi terorisme di Indonesia tewas karena berusaha melarikan diri saat pengepungan terjadi. Itu merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia bukanlah negara teroris dan juga merupakan bukti bahwa negara kita bertekad keras dalam memberantas jaringan terorisme di Indonesia dan mematahkan asumsi negara Barat yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan sarang teroris. (http://www1.voanews.com/)
Selain itu, pemerintah Jerman yang diwakili oleh Kepala Departemen Keamanan Negara (Antiterorisme) Jerman, Gurgen Maurer menyatakan bawa mereka kagum akan penanganan teroris di Indonesia dan juga pemerintahan Kuwait yang mendukung pernyataan Indonesia yaitu Indonesia bukanlah negara teroris namun hanya menjadi korban kekejaman aksi terorisme. (http://www.infoanda.com/)
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus terus ikut mendukung dan juga membantu pemerintahan dalam menuntaskan aksi teror yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak betanggung jawab. Dan juga kewajiban bagi tiap individu untuk memerangi terorisme dengan mencegah atau melaporkan pada pihak-pihak yang berwenang untuk menangani kasus-kasus terorisme yang banyak. Kewaspadaan dan perhatian perlu diberikan kepada tindakan-tindakan terorisme yang dapat menganggu keamanan.
Dan juga sebagai penerus bangsa, kita jangan mudah terpengaruh oleh doktrin yang salah tentang aksi terorisme. Kita harus memiliki jendela wawasan yang luas dan berpikiran terbuka. jadi, semua informasi yang masuk ke telinga jangan langsung ditelan, melainkan di saring dulu dan dipilah mana yang kiranya benar dan mana yang menyesatkan dan jangan sampai rasa nasionalis kita berujung pada tindakan-tindakan anarkis yang justru dapat mencoreng nama bangsa kita sendiri. (Rena Yuni Ardiyanti , 2010)
Daftar Pustaka
Hakim, Luqman.2004.Terorisme di Indonesia.Surakarta:Forum Studi Islam Surakarta
dakwatuna.com/Indonesia-Melawan-Teroris, tanggal akses 13 Maret 2010
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=216, tanggal akses 13 Maret 2010
http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=VlBQA1hSC1RW, tanggal akses 13 Maret 2010
http://inilah.com/news/read/citizen-journalism/2010/03/09/389551/waspadai-kembalinya-kegiatan-teroris-di-indonesia/, tanggal akses 13 Maret 2010
www.indocashregister.com/2009/07/18/rentetan-serangan-bom-teroris-di-indonesia-2000-2009/, tanggal akses 13 Maret 2010
http://www.indonesia-ottawa.org/information/details.php?type=news_copy&id=105, tanggal akses 13 Maret 2010
http://www1.voanews.com/indonesian/news/a-32-2009-09-17-voa5-85425507.html?moddate=2009-09-17, tanggal akses 13 Maret 2010
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=38657:ri-bukan-negara-teroris-tapi-korban&catid=17:nasional&Itemid=30, tanggal akses 13 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar