Jumat, 09 Maret 2012

Permintaan Terhadap Rezim-Rezim Internasional



Robert O. Keohane dalam artikelnya yang berjudul, dibahas mengenai kita mempelajari rezim internasional karena kita tertarik dalam pemahaman memahami dunia politik. Analisis teoritis rezim internasional dimulai dengan munculnya sebuah anomali yang jelas dari sudut pandang teori Realis: adanya sebuah "penetapan prinsip-prinsip baik secara implisit maupun eksplisit, norma, aturan, dan prosedur dalam pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan oleh aktor-aktor yang terlibat didalamnya" dalam berbagai bidang hubungan internasional. Keohane dalam artikel ini juga menjelaskan bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman kita tentang tatanan internasional, dan kerjasama internasional, melalui interpretasi formasi rezim internasional yang sangat bergantung pada analisis rasional pilihan dalam tradisi kontrak sosial utilitarian. (Keohane, 325)
Keohane juga menjelaskan mengenai teori stabilitas hegemonik yang menyatakan bahwa konsentrasi power terhadap satu negara dominan yang memfasilitasi perkembangan suatu rezim agar menjadi kuat dan adanya fragmentasi kekuasaan yang dikaitkan dengan kejatuhan sebuah rezim. Namun, teori stabilitas hegemonik ini gagal dalam menjelaskan  hubungan antara perubahan dalam power structures dan perubahan dalam rezim internasional itu sendiri. Teori stabilitas hegemonik ini juga tidak memperhitungkan dengan baik daya tahan dari sebuah institusi yang berbeda di dalam isu-isu yang diberikan serta menghindari dalam menyikapi pertanyaan-pertanyaan mengapa rezim internasional jauh lebih luas di dunia politik saat ini daripada di periode-periode sebelumnya (seperti akhir abad 19). Keohane dalam artikel ini berusaha untuk memperbaiki beberapa kesalahan dari teori stabilitas hegemonik dengan memasukkan itu dalam pendekatan supply-demand yang meminjam teori ekonomi mikro.
Demands for international regimes dalam artikel ini dibagi menjadi 5 bagian, diantaranta adalah systemic constraint-choice analysis: virtues and limitations; the context and functions of international regimes; elements of a theory of the demand for international regimes; information, openness, and communication in international regimes; dan coping with uncertainties: insurance regimes.
Systemic constraint-choice analysis: kebaikan dan limitasi
Dalam teori sistemik, karakteristik aktor diberikan dengan asumsi, daripada diperlakukan sebagai variabel; perubahan yang terjadi dalam outcome dijelaskan tidak berdasarkan variasi dalam karakteristik aktor, melainkan atas dasar perubahan atribut dari sistem itu sendiri. Teori ekonomi mikro, misalnya, berpendapat keberadaan perusahaan bisnis terkait dengan adanya fungsi utilitas yang diberikan, dan upaya untuk menjelaskan perilaku mereka atas dasar faktor lingkungan seperti daya saing pasar. (Keohane, 327-328)Teori sistemik ini fokus pada pembatasan jumlah variabel yang perlu dipertimbangkan. Analisis ini mengikuti tradisi teori ekonomi mikro dengan fokus pada kendala dan insentif yang mempengaruhi pilihan-pilihan yang dibuat oleh pelaku. Umumnya, para aktor di dalam dunia politik cenderung menanggapi secara rasional mengenai kendala (constraint) dan insentif. Perubahan karakteristik dari sistem internasional akan turut mengubah opportunity cost para aktor dari berbagai macam aksi, yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan perilaku aktor-aktor yang terlibat didalamnya. (Keohane, 329)
Keohane sendiri membagi menjadi dua proses dimana rezim internasional bisa terwujud, diantaranya adalah the imposition of constrain dan decision making. Constraint disini tidak hanya ditentukan oleh faktor lingkungan tetapi juga oleh powerful actors. Teori systemic constraint-choice analysis menekankan bahwa rezim internasional tidak harus dilihat sebagai upaya kuasi-pemerintah yang tidak sempurna untuk melembagakan hubungan otoritas terpusat di politik dunia tapi rezim itu sendiri lebih seperti kontrak, yang melibatkan aktor dengan tujuan jangka panjang yang berusaha untuk menyusun struktur hubungan mereka dengan cara yang stabil dan saling menguntungkan. (Keohane, 330)
The context and functions of international regimes
Di dalam analisis pembentukan suatu rezim internasional dalam kerangka constrain-choice membutuhkan konteks dimana aktor membuat sebuah pilihan mengenai fungsi-fungsi rezim itu sendiri. Fungsi utama dari rezim internasional adalah untuk memfasilitasi pembuatan perjanjian yang saling menguntungkan antar pemerintah dan juga mencegah adanya kondisi struktural anarki agar tidak mengarah ke perang. Aktor-aktor dalam dunia politik juga berusaha untuk mengurangi konflik kepentingan dan risiko dengan mengkoordinasikan perilaku mereka. (Keohane, 332-333)
Seperti yang dijelaskan oleh Keohane dalam artikelnya yang berjudul berjudul A functional Theory of International Regimes dimana seperti pasar tidak sempurna, world politics ditandai dengan adanya defisiensi kelembagaan yang akan menghambat kerjasama yang saling menguntungkan diantara para aktor yang terlibat. (Keohane, 2005; 85) Teori kegagalan pasar juga merupakan salah satu contoh ketidaksempurnaan institusional yang mungkin menghambat terbentuknya suatu perjanjian dan rezim internasional dapat ditafsirkan untuk membantu mengoreksi ketidaksempurnaan kelembagaan di dalam dunia politik. (Keohane, 335)
Elements of a theory of the demand for international regimes
Disini akan dijelaskan, mengapa permintaan rezim internasional itu ada. Seperti yang dijelaskan dalam teori coase, dimana rezim internasional memiliki nilai potensi untuk memfasilitasi perjanjian di dunia politik. Rezim seperti yang kita ketahui sebelumnya memfasilitasi pembuatan perjanjian substantif dengan menyediakan kerangka aturan, norma, prinsip, dan prosedur dalam negosiasi. (Keohane, 337)
Dan juga mengapa teori mengenai permintaan terhadap rezim internasional ini sendiri muncul dapat dijelaskan dengan mengaitkannya dengan teori kegagalan pasar yang penulis sudah jelaskan sebelumnya, bahwa rezim hadir untuk untuk membantu mengoreksi ketidaksempurnaan kelembagaan di dalam dunia politik. (Keohane, 335)
Namun, ada situasi tertentu dimana rezim  tidak dibutuhkan, seperti yang dijelaskan dalam teori Coase, ketika  apabila adanya kerangka hukum yang mengatur tindakan aktor-aktor yang ditetapkan oleh pemerintah, perfect information dan  zero transactions costs telah terpenuhi. (Keohane, 337-338)
Information, openness, and communication in international regimes
Rezim internasional, dan lembaga-lembaga dan prosedur yang berkembang dalam hubungan yang terjalin diantara merekaa, berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian dan risiko dengan menghubungkan isu-isu diskrit satu sama lain dan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia untuk para aktor yang terlibat didalamnya. Menghubungkan isu-isu yang ada sangat penting sebagai cara untuk mengatasi munculnya penipuan yang dilakukan oleh aktor-aktor. Penipuan sendiri kurang menguntungkan dalam sebuah "permainan,", dan rezim disini hadir sebagai informasi yang tepat dan cepat untuk  mengawasi perilaku aktor-aktor agar tidak melakukan kecurangan. (Keohane, 345-346) Informasi yang diperlukan dalam rezim internasional tidak terbatas hanya pada informasi tentang kemampuan pemerintah lain dan posisi dalam suatu negosiasi tapi juga lebih kepada informasi mengenai pengetahuan tentang evaluasi internal, niat, intensitas preferensi, dan kesediaan para aktor untuk mematuhi kesepakatan yang telah ditetapkan bersama-sama dalam rezim. (Keohane, 346-347)
Coping with uncertainties: insurance regimes
Dalam proses pembuatan rezim internasional tidak lepas dari adanya risiko dan ketidakpastian. Kerjasama internasional mengandung resiko bagi negara-negara dalam bekerja sama antar satu sama lain. Jika suatu negara atau aktor tidak mampu menjalankan komitmen yang mereka sepakati dalam sebuah perjanjian, akan membuat mereka sangat menderita. Disini, Rezim internasional dirancang untuk mengurangi ketidakpastian dan resiko dan sering tak terduga perubahan dalam politik dunia yang mungkin akan dihadapi para aktor yang terlibat. Namun, rezim juga menciptakan jenis lain dari suatu ketidakpastian, dimana ketidakpastian tentang apakah pemerintah dalam konstelasi dunia internasional akan tetap dalam komitmen mereka. (Keohane, 351)
Kesimpulan
Dari review mengenai artikel yang ditulis Robert O. Keohane yang berjudul The demand for international regimes , mengenai mengapa rezim internasional itu diperlukan dan permintaan apa saja yang ada didalam rezim yang membuat rezim ada dan dibutuhkan dalam dunia internasional adalah karena rezim internasional menurut Keohane dapat diinterpretasikan, sebagai suatu perangkat untuk memfasilitasi pembuatan perjanjian dalam dunia politik, khususnya antar aktor-aktor yang terlibat didalamnya seperti negara. Rezim juga memfasilitasi terbentuknya suatu perjanjian dengan menyediakan norma, prinsip, dan prosedur yang membantu para aktor untuk mengatasi hambatan (constraint). Dengan kata lain, rezim membuat aktor lebih mudah  untuk mewujudkan kepentingan mereka secara kolektif. Teori kegagalan pasar juga merupakan salah satu contoh ketidaksempurnaan institusional yang mungkin menghambat terbentuknya suatu perjanjian dan rezim internasional dapat ditafsirkan untuk membantu mengoreksi ketidaksempurnaan kelembagaan di dalam dunia politik.
Namun, ada kalanya permintaan terhadap rezim tidak dibutuhkan seperti yang dijelaskan dalam teori Coase ketika  apabila adanya kerangka hukum yang mengatur tindakan aktor-aktor yang ditetapkan oleh pemerintah, perfect information dan  zero transactions costs telah terpenuhi.
O. Keohane, Robert. 2005. after Hegemony – Cooperation and Discord in The World Political Economy. New Jersey.
O. Keohane, Robert. The Demand for International Regimes. pp.325-355

0 komentar:

Posting Komentar