Jumat, 09 Maret 2012

President of Senate, President Pro Tempore, Majority Leader, Minority Leader, and Speaker

a.   President of Senate
            Jabatan presiden dalam Senat Amerika Serikat pada umumnya dipegang oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, yang pada periode ini adalah Joe Biden. Presiden Senat bertugas memantau hal-hal prosedural yang berlangsung dalam Senat, memimpin dan mengesahkan suara dalam Pemilihan Umum Amerika Serikat. Wewenang yang dimiliki Presiden Senat adalah mengeluarkan suara bilamana terjadi tie-breaking atau bahkan mencapai deadlock.
            Contoh kasus dapat diambil pada setengah tahun pertama di 2001, tepatnya pada Kongres Amerika Serikat ke-107, para senator dari Partai Republik mau pun Demokrat mendapatkan masing-masing 50 suara. Akhirnya Dick Cheney, yang merupakan Presiden Senat pada masa itu, mengakhiri deadlock dengan memilih Partai Republik sebagai mayoritas Senat.
            Selain sebagai tie-breaker, Standing Rules of The Senate tidak memberi tanggung jawab yang signifikan kepada Wakil Presiden. Peraturan XIX menyebutkan, dalam debat, tidak memberikan wewenang kepada Wakil Presiden untuk berpartisipasi, dan membenarkan hanya kepada anggota Senat yang memiliki hak istimewa untuk mengarahkan Senat.
            Konstitusi menetapkan dua pemimpin Senat. Dari John Adams (1789) hingga Alben Barkley (1952), memimpin Senat Amerika Serikat adalah fungsi utama dari seorang Wakil Presiden, yang bermarkas di Capitol, menerima dukungan dari para staff dan bea kantor melalui pemberian legislatif, dan seringkali tidak diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan kabinet atau aktivitas eksekutif lainnya. Pada 1953, Wakil Presiden Richard M. Nixon mengubah tradisi tersebut dengan memindahkan markas utamanya dari Capitol ke Gedung Putih, dan lebih memperhatikan pada fungsi eksekutif dengan menghadiri sidang Senat hanya pada saat-saat kritis bila dibutuhkan seorang tie-breaker. Semenjak Nixon, Wakil Presiden lainnya mengikuti tradisi ini.

b.   President Pro Tempore of Senate
            Saat ini jabatan President Pro Tempore dipegang oleh Robert Byrd.
            Dengan mempertimbangkan bahwa Wakil Presiden biasanya hanya menghadiri sidang Senat jika dibutuhkan seorang tie-breaker, dapat dimengerti mengapa Konstitusi menetapkan seorang President Pro Tempore untuk mengisi kursinya. Dalam bahasa Latin, “pro tempore” berarti “untuk sementara”. Jadi pemegang posisi ini dipahami sebagai seorang pemimpin Senat sementara.
            Sejak Wakil Presiden memimpin Senat secara rutin, pada abad ke-18 dan 19, Senat berpikir pentingnya memilih seorang President Pro Tempore hanya jika Wakil Presiden sakit atau benar-benar absen, sehingga Senat memilih beberapa President Pro Tempore dalam suatu sidang. Namun tidak seperti Wakil Presiden, President Pro Tempore sepatutnya adalah seseorang Senat terpilih, mampu untuk berbicara dan memiliki suara untuk setiap isu. Hal tersebut mendorong untuk memilih seorang presiden dalam badan Senat untuk jangka waktu yang lama. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, sudah menjadi tradisi dalam Senat untuk memilih anggota partai mayoritas paling senior sebagai President Pro Tempore.
            Presidential Succession Act of 1792 menyebutkan President Pro Tempore berada di posisi setelah Wakil Presiden, dalam rangkaian Kepresidenan bila Presiden tidak dapat hadir. Namun tahun 1886-1947, President Pro Tempore tidak termasuk dalam rangkaian tersebut. Sebuah undang-undang mengubah susunan rangkaian tersebut dengan menempatkan President Pro Tempore pada posisi ketiga setelah the Speaker of the House dan Wakil Presiden. Sistem tersebut masih berlangsung hingga hari ini.
(http://www.thegreenpapers.com/Hx/CongressionalLeadership.html)

c.   Majority Leader
      1)   Majority Leader dalam Senat
            Majority Leader dalam Senat Amerika Serikat merupakan ketua partai mayoritas, yang saat ini jabatan tersebut diamanahkan kepada Harry Reid, seorang senator senior dari Partai Demokrat dan berasal dari Nevada. Seorang majority leader memiliki kewenangan untuk berbicara pada sidang Senat. Majority leader dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam Senat (Melusky 2000).

      2)   Majority Leader  dalam House of Representatives
            House of Representatives juga memiliki seorang majority leader, sama seperti Senat. Majority leader dalam HoR adalah seorang pemimpin dan juru bicara partainya selama debat sidang. Bertindak sebagai asisten Speaker, majority leader membantu mengurus jadwal debat sidang, berunding dengan pemimpin-pemimpin kongres lain, mengurus kursi, dan segala hal yang berhubungan dengan program partainya (Melusky 2000).
            Jabatan majority leader dalam HoR saat ini dipegang oleh Steny Hoyer dari Partai Demokrat. Majority leader dipilih dalam sebuah konferensi intra-partai. Majority leader dalam HoR memiliki peran untuk mengatur rencana harian, mingguan, dan tahunan agenda legislatif.

d.   Minority Leader
      1)   Minority Leader dalam Senat
            Sama seperti lainnya, minority leader dalam Senat dipilih dalam konferensi intra-partai. Wewenang dan fungsi dari minority leader dalam Senat tidak jauh berbeda dengan majority leader dalam Senat. Minority leader juga merupakan juru bicara partainya dan mengatur jadwal urusan legislatif dan eksekutif Senat.
            Minority leader dalam Senat Amerika Serikat untuk periode ini adalah Mitch McConnell dari Partai Republik.

      2)   Minority Leader dalam House of Representatives
            Minority leader dalam HoR dipilih oleh masing-masing partai melalui konferensi intra-partai dan ditetapkan sebagai ketua sidang dari partai minoritas. Pada umumnya, minority leader berada dalam pengumpulan suara untuk Speaker of the House selama kongres diadakan. Minority leader juga merupakan pilihan utama partai sebagai juru bicara. Saat ini dijabat oleh

e.   Speaker of House of Representatives
            Pemimpin HoR disebut Speaker of the House, saat ini dijabat oleh Nancy Pelosi, dan biasanya dipilih dari partai mayoritas melalui perhitungan suara. Speaker memiliki kekuasaan yang cukup besar, dan otomatis terpilih sebagai ketua Rules Committee. Komite ini mengatur RUU dan amandemen mana saja yang dapat dibawa ke Kongres untuk perhitungan suara.
            Perlu diperhatikan bahwa majority leader adalah orang nomor dua bukan nomor satu karena speaker dianggap sebagai pemimpin partai mayoritas. Speaker berada dalam urutan kedua setelah Wakil Presiden, bilamana Presiden tidak ada.
           

Referensi :
  • http://www.websters-online-dictionary.org/Pr/President+of+the+Senate.html [diakses pada 8 April 2010 pukul 00.14]
  • http://www.senate.gov [diakses pada 7 April pukul 23.17]
  • http://www.thegreenpapers.com/Hx/CongressionalLeadership.html [diakses pada 8 April pukul 00.05]
  • http://www.congresslink.org/print_basics_senateprotem.htm [diakses pada 8 April pukul 00.23]
  • Melusky, J. 2000. The American Political System. McGraw-Hill Companies.
           

0 komentar:

Posting Komentar